Apa yang ada di pikiran anda saat mendengar kata jamur? Beberapa jawaban yang sering muncul adalah dekomposer, sebagaimana banyak diajarkan di pelajaran biologi saat menempuh bangku sekolah. Jamur atau dikenal juga dengan fungi memang memiliki peran utama sebagai dekomposer dalam rantai makanan, tapi tahukah anda bahwa beberapa fakta lain dari jamur yang menarik untuk anda ketahui.
Jamur sebagai Makanan
Di Indonesia, jamur tiram dan kuping merupakan jenis jamur yang paling banyak di konsumsi. Selain nikmat, harga jamur cukup terjangkau dan mengandung banyak sekali nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Jamur kerap kali menjadi makanan yang cukup bergengsi, salah satunya jamur truffle.
Jamur truffle merupakan jamur primadona di bidang kuliner. Pemanfaatannya sangat beragam, mulai dimakan langsung , dijadikan truffle oil, atau vodka. Harga jamur ini sangat fantastis, bisa mencapai $2500/pound atau sekitar 25 juta rupiah.
Jamur sebagai daya Tarik Wisata
Jamur memiliki beragam bentuk dan warna yang sangat menarik. Salah satu jamur dengan bentuk yang atraktif adalah jamur “glow in the dark” (Mycena silvaeluscens.). Jamur ini jika dilihat pada malam hari akan mengeluarkan cahaya kehijauan yang sangat menarik. Cahayanya muncul disebabkan adanya kandungan fosfor dan proses-proses fisiologis pada jamur.
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), wisata jamur “glowing in the dark” ditawarkan sebagai salah satu wisata minat khusus, terutama di resort cikaniki. Selain di TNGHS, terdapat informasi bahwa jamur ini juga bisa di temukan di TN.Gunung Rinjani, Gunung Meja Papua, Gunung Palung Kalbar, Gunung leuser Aceh, Gunung Kerinci Sumatra, dan Tanjung Puting Kalteng .
Jamur sebagai Penyokong Pertumbuhan Tanaman
Selain sebagai decomposer tanaman yang sudah mati, jamur memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan tanaman. Hampir 90% tanaman, memiliki interaksi dengan jamur selama hidupnya. Jenis interaksi antara tanaman dan jamur yang banyak dikenal adalah mikoriza.
Hifa jamur lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan akar tanaman, sehingga dapat membantu tanaman untuk menyerap air dan nutrisi lebih baik. Berbagai penelitian juga banyak mengemukakan bahwa mikoriza memberikan banyak manfaat pada tanaman antara lain meningkatkan penyerapan unsur hara pada tanaman, memberikan ketahanan tanaman pada kondisi kekeringan air, dan juga bisa mencegah berkembanganya penyakit pada tanaman.
Bicara tentang mikoriza sebagai penyubur tanaman, Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru telah melakukan berbagai penelitian terkait mikoriza pada tanaman pada jenis-jenis rawa gambut. Salah satu peneliti BPK Banjarbaru, Tri Wira Yuwati menuturkan bahwa sudah ada beberapa jenis yang sudah diteliti interaksinya dengan mikoriza antara lain pada Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Ramin (Gonystylus bancanus) Punak (Tetramerista glabra), Merapat (Combretocarpus rotundatus), Medang telur (Stemonurus scorpioides Becc.), Nyatoh (Palaquium sp.), Galam (Melaleuca cajuputi) , Jelutung (Dyera polyphylla), Kapur naga (Callophylum soullattri), Bintangur (Callophylum inophylum), dan Alau (Dacrydium becarii) . Lebih lanjut, Yuwati menuturkan bahwa mikoriza juga bisa berpotensi dalam mendukung kegiatan rehabilitasi hutan rawa gambut. (saf)
Referensi :
Artikel ini bisa juga dibaca di http://foreibanjarbaru.or.id/archives/1260.