Pada saat saya mudik dari bangil-bogor, saya memilih untuk menggunakan kereta api ekonomi. sepanjang perjalanan, tepatnya masih di sekitar daerah Jawa Timur yakni Malang, Madiun dan sekitarnya saya melihat banyak sekali lahan-lahan yang ditanami dengan beberapa tanaman kehutanan antara lain senon, jabon, dan tentu saja jati. tapi dari tiga jenis yang saya sebutkan jenis sengon-lah yang paling mendominasi.
Hal ini tentu saja sangat mengesankan untuk saya yang sudah lama bergelut dengan dunia kehutanan. ternyata, bisnis di seputaran dunia kehutanan masih sangat menjajikan. apalagi jika kita melihat berbagai manfaat bisnis di bidang kehutanan, selain menghasilkan rupiah juga bisa sebagai salah satu sarana ameliorasi lingkungan. dalam satu sisi lain, orang membeli tanah bukan untuk membangun rumah, tapi menanam pohon yang akan menghasilkan oksisgen!.
Nah, artikel ini saya buat sebagai sarana belajar dan siapa tahu ada manfaatnya untuk anda yang ingin sedikit tahu tentang seluk beluk usaha hutan rakyat dengan kayu sengon.
Sejarah Sengon di Indonesia
Sengon sebetulnya mer upakan spesies asli dari Indonesia Timur (Maluku dan Irian Jaya). Pada sekitar tahun 1870-an, senn dibawa ke Jawa, tepatnya di Kebun Raya Bogor dan akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia pada akhirnya.
Pada awalnya sengon hanya dijadikan kayu bakar dan peneduh. seiring denganmenipisnya cadangan kayu, sengon yang memiliki pertumbuhan yang cepat mulai dilirik sebagai kayu Industri yang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Prospek Hutan Rakyat Sengon
Sengon merupakan primadona untuk bisnis kehutanan yang dilakukan skala masyarakat. Beberapa alasan mengapa sengon dijadikan primadona adalah sebagai berikut :
1. Masa tebang relatif pendek, yakni 5-7 tahun
2. Pengelolaan relatif murah
3. Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit
4. Kayuanya multifungsi
5. Permintaan pasar terus meningkat
6. Dapat meningkatkan kualitas lahan dan menyuburkan tanah serta memperbaiki kualitas lingkungan.
Penanaman sengon skla kecil, sudah banyak dilakukan oleh masayarakat, terutama di Pulau Jawa. Terlebih lagi dengan banyaknya bantuan dari emerintah yang mendukung penenaman sengon oleh masyarakat. kayu sengon umumnya dimanfaatkan sebagai kotak kayu yang diekspor ke berbagai negara, sebagai kayu pertukangan, dan lain-lain.
Harga sengon juga cukup bersaing, dan pastinya akan menguntungkan petaninya. tahun 1992, harga kayu sengon di pasaran bebas adalah Rp. 60.000/m3. Pada tahun 2009, harga jual sengon tentu saja meningkat, yakni kurang lebih Rp. 1.000.000 -1.200.000/ m3. jika perbatang kurang lebih Rp. 500.000 /batang.
Jika dalam satu hekter terdapat kurang lebih 3000 batang sengon, anda bisa kalkulasi berapa kira-kira keuntungan anda.
hmmm, artikel ini cukup di sini saja. pada artikel selanjutnya, Insyaallah akan dibahas lebih lanjut tentang seluk beluk sengon dari segi silvikultur, hama, dan lainnya.